(
RAMADHAN ) MENJELANG 10 MALAM AKHIR - Hikmah Allah menyembunyikan malam
lailatul qadar di antaranya adalah agar terbedakan antara orang yang
sungguh-sungguh untuk mencari malam tersebut dengan orang yang malas.
Karena orang yang benar-benar ingin mendapatkan sesuatu tentu akan
bersungguh-sungguh dalam mencarinya. Hal ini juga sebagai rahmat Allah
agar hamba memperbanyak amalan pada hari-hari tersebut dengan demikian
mereka akan semakin bertambah dekat dengan-Nya dan akan memperoleh
pahala yang amat banyak. Semoga Allah memudahkan kita memperoleh malam
yang penuh keberkahan ini. Amin Ya Sami’ad Da’awat.
Setiap
amalan bergantung pada kesudahannya, yang saya maksud adalah menambah
amalan pada sepuluh hari yang akhir dari Bulan Ramadhan. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersungguh-sungguh pada sepuluh hari yang
akhir tidak seperti pada malam-malam sebelumnya (H.R Muslim). Beliau
membangunkan keluarganya dan bersungguh-sungguh.
Tandanya s
emakin
Ramadhan semakin digenjot, semakin Ramadhan menandakan keutamaan
pahalanya semakin besar, bahkan sampai Rasulullah SAW mengkhususkan
dirinya itikaf, memisahkan diri dari keperluan duniawi secara penuh
beribadah kepada Allah SWT dimasjid dimalam2 akhir Ramadhan.
Itikaf yaitu Memutuskan hubungan dengan segenap makhluk untuk menyambung
penghambaan kepada AI-Khaliq. Mengasingkan diri yang disyari’atkan
kepada umat ini yaitu dengan i’tikaf di dalam masjid-masjid, khususnya
pada bulan Ramadhan, dan lebih khusus lagi pada sepuluh hari terakhir
bulan Ramadhan. Sebagaimana yang telah dilakukan Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam.
Orang yang beri’tikaf telah mengikat dirinya
untuk taat kepada Allah, berdzikir dan berdo’a kepada-Nya, serta
memutuskan dirinya dari segala hal yang menyibukkan diri dari pada-Nya.
Ia beri’tikaf dengan hatinya kepada Tuhannya, dan dengan sesuatu yang
mendekatkan dirinya kepada-Nya. Ia tidak memiliki keinginanlain kecuali
Allah dan ridha-Nya. Semoga Alllah memberikan taufik dan inayah-Nya
kepada kita. (Lihat kitab Larhaa’iful Ma’aarif, oleh Ibnu Rajab, him.
196-203)
Maka bersungguh-sungguhlah, semoga Allah memberkahi
kita untuk menambah amalan. Janganlah termasuk orang-orang yang
bersungguh-sungguh di awal Bulan Ramadhan lalu sedikit demi sedikit
menurun sampai ketika datang akhir bulan yang mana kebaikan dan pahala
dilipat gandakan, rasa malas mulai muncul untuk membaca Al-Qur’an dan
shalat tarawih serta shalat malam.
“Sesungguhnya telah ada pada
(diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia
banyak menyebut Allah”. (Q.S Al-Ahzaab 21)
Itikaf yaitu Memutuskan hubungan dengan segenap makhluk untuk menyambung penghambaan kepada AI-Khaliq. Mengasingkan diri yang disyari’atkan kepada umat ini yaitu dengan i’tikaf di dalam masjid-masjid, khususnya pada bulan Ramadhan, dan lebih khusus lagi pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Sebagaimana yang telah dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Orang yang beri’tikaf telah mengikat dirinya untuk taat kepada Allah, berdzikir dan berdo’a kepada-Nya, serta memutuskan dirinya dari segala hal yang menyibukkan diri dari pada-Nya. Ia beri’tikaf dengan hatinya kepada Tuhannya, dan dengan sesuatu yang mendekatkan dirinya kepada-Nya. Ia tidak memiliki keinginanlain kecuali Allah dan ridha-Nya. Semoga Alllah memberikan taufik dan inayah-Nya kepada kita. (Lihat kitab Larhaa’iful Ma’aarif, oleh Ibnu Rajab, him. 196-203)
Maka bersungguh-sungguhlah, semoga Allah memberkahi kita untuk menambah amalan. Janganlah termasuk orang-orang yang bersungguh-sungguh di awal Bulan Ramadhan lalu sedikit demi sedikit menurun sampai ketika datang akhir bulan yang mana kebaikan dan pahala dilipat gandakan, rasa malas mulai muncul untuk membaca Al-Qur’an dan shalat tarawih serta shalat malam.
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (Q.S Al-Ahzaab 21)
0 komentar:
Posting Komentar