MAKALAH
MANAJEMEN STRATEGIK
Dosen
Pengampu :
H.
M. ZAINURI, Dr. MM.
M. YUNIES EDWARD, SE., MM.
M. YUNIES EDWARD, SE., MM.
Disusun
Oleh :
1.
Nurjanah (0920000676)
2.
Puji
Lestari (0920000680)
3.
Puput
Permatasari (0920000681)
4.
Reni (0920000682)
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
NAHDLATUL ULAMA ( STIENU ) JEPARA
Jl. Taman Siswa ( Pekeng ) Tahunan,
Jepara
Telp. ( 0291 ) 592630
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb
Dengan
memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufiq serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul : “ EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA
“. Makalah ini dibuat sebagai
pemenuhan tugas yang telah diberikan oleh
Bapak H. M. ZAINURI, Dr. MM. dan Bapak M. YUNIES
EDWARD, SE., MM.
Kami menyadari
walaupun telah terwujudnya makalah ini dengan usaha yang semaksimal mungkin,
akan tetapi segala kekurangan dan ketidaksempurnaan selalu masih menjadi milik
kami. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan baik secara langsung maupun
tidak langsung, baik moril maupun materiil, sehingga dapat terselesaikannya
makalah kami ini.
Sebagai penutup
kami sadar kalau sebagai manusia biasa tak dapat luput dari sebuah kesalahan,
kekeliruan dan kekhilafan. Maka dari itu, sudilah kiranya para pembaca member
ma’af yang sebesar-besarnya. Kami
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jepara, 26
Maret 2012
Tim Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................1
KATA PENGANTAR....................................................................................2
DAFTAR ISI ...................................................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................4
Latar Belakang
................................................................................4
Ruang
Lingkup
...............................................................................4
Rumusan
Masalah
........................................................................4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................5
Evaluasi
Strategi dan Kinerja........……….........…………………..5
Pengukuran
Kinerja Bisnis……………....………..........................9
Analisis Camel
untuk
Perbankan……………………….......….....10
Arah
Strategik Dengan DMAIC …………………………………..12
BAB III PENUTUP
Kesimpulan……...............................…………….………………..15
BAB
IV DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka………………………………………………………17
I.I
Latar Belakang
Strategi yang dirumuskan dan diimplementasikan dengan cara yang paling baik
sekalipun menjadi usang ketika lingkungan
eksternal dan internal organisasi berubah. Sangatlah penting bagi para penyusun
strategi untuk menelaah, mengevaluasi, dan mengontrol pelaksanaan strategi
secara sistematis. Makalah ini menyediakan kerangka kerja yang bisa memandu
usaha manajer dalam mengevaluasi aktivitas manajemen strategis, memastikan ia
bekerja dengan baik, dan untuk melakukan perubahan antar waktu.
Sistem informasi manajemen
sebagai alat yang selama ini dipakai untuk mengevaluasi strategi juga akan
didiskusikan. Panduan akan diberikan dalam melakukan formulasi, implementasi,
dan evaluasi strategi. Proses manajemen strategis bisa menghasilkan keputusan
yang memiliki konsekuensi jangka panjang yang signifikan. Keputusan strategi
yang salah bisa mengakibatkan kerugian dan untuk meemperbaiki kesalahan
tersebut adalah hal yang sulit, bila tak mau tidak mau dikatakan tidak mungkin.
Hampir semua penyusun
strategi sepakat bahwa evaluasi strategi sangat vital bagi kelangsungan
organisasi ; evaluasi antar waktu dapat memberi peringatan dini kepada
manajemen terhadap masalah atau potensi masalah sebelum situasi menjadi lebih
parah.
I.2
Ruang Lingkup
Makalah ini membahas tentang evaluasi strategi dan
kinerja suatu perusahaan.
I.3
Perumusan Masalah
Bagaimana cara mengevaluasi strategi dan kinerja?
Bagaimana jika suatu perusahaan menilai kinerja suatu karyawan?
System apa yang dipakai dalam mengevaluasi strategi dan kinerja
karyawan dalam suatu perusahaan?
BAB
II
PEMBAHASAN
1. 1. EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA
1. 1. 1 Posisi Perusahaan D.,
2. alam Industri
Rencana
bisnis yang efektif harus mendefinisikan secara jelas dimana posisi perusahaan
hari ini dan posisi yang diinginkan pada tiga hingga lima tahun mendatang.
Audit Strategi
Strategi
adalah cara pemimpin bisnis perusahaan merealisasikan filosofinya. Dengan audit
strategi, perusahaan menguji asumsi-asumsi yang dibutuhkan untuk bersaing di
dalam pasar. Kemampuan daya saing dan sumber daya merupakaan unsur yang pokok
dalam evaluasi tersebut. Hasil evaluasi ini adalah perbaikan strategi yang akan
mengarah pada peningkatan kinerja bisnis di masa depan. Tapi juga memungkinkan
untuk diterapkan secara fleksibel.
Pada umumnya, perusahaan-perusahaan kelas
dunia yang sukses mengkombinasikan dua karekteristik utama strategi ( Kusnoto,
2010 : 91 ), yaitu : (1) sasaran jangka
panjang. Landasan setiap organisasi merupakan kejelasan jangka panjang.
Adanya konsistensi terhadap sasaran dalam strategi yang dijalankan dapat
memberikan stabilitas dan kesatuan arah ; (2) analisis lingkungan persaingan. Perusahaan-perusahaan kelas dunia
melakukan analisis lingkungan dengan tujuan mengetahui preferensi dan kebutuhan
konsumen. Kemampuan untuk mengidentifikasi pasar saham, kecocokan strategi
dengan jenis barang atau jasa, dan keahlian dalam menerapkan teknik-teknik
motivasi akan menentukan keberhasilan bisnis selanjutnya.
Analisis Daya Tarik Industri
Daya
tarik industri adalah yang terpenting. Daya tarik ini sangat berhubungan dengan
struktur dari industri tertentu dan arah kompetisi industri yang telah
beroperasi.
Posisi Daya Saing Perusahaan
Posisi
daya saing perusahaan biasanya dapat diklasifikasikan dalam lima kompetensi
utama dan empat fungsi pendukung, seperti yang dianjurkan oleh Michael
Porter ( Chien, et al., 2005 ; 173 ).
Lima kompetensi utama adalah logistik inbound,
operasi, logistik outbound, penjualan
dan pemasaran, dan jasa. Empat fungsi pendukung adalah infrastruktur, manajemen
sumber daya manusia, pengembangan teknologi, dan pembelian (purchasing). Kompetensi utama adalah
hal-hal yang secara langsung terlibat dalam proses penciptaan produk dan
pengiriman ke pelanggan. Fungsi pendukung hanya terlibat secara tidak langsung
dalam proses tersebut tetapi tetap berhubungan dalam keseluruhan proses
manajemen.
Matriks Kekuatan Bisinis
Dengan
menggabungkan dua analisis – daya tarik industri dan daya saing relatif – kita
dapat memperoleh kerangka dasar untuk analisis strategik, yaitu : Matrik
Kekuatan Bisnis (MKB) . MKB pertama kali diperkenalkan oleh A. T. Kearney Inc.
Dari Chicago, ILLinois. Strategi generik memberikan garis pedoman bisnis yang
berguna bagi penentuan arah bisnis secara menyeluruh.
1.
1.
2 Sustainabilitas
Rencana
bisnis strategik dapat efektif hanya bila asumsi-asumsi kunci yang mendasari,
seperti kompetensi teknis dan cakupan pasar, dapat berkelanjutan (sutainable).
Dalam konteks ini, hal-hal berikut
hendaknya dipertimbangkan sebagai langkah awal untuk mengidentifikasikan dan
menyatakan faktor umum bagi keberhasilan perusahaan : (1) tanpa komitmen dari
manajemen senior tidak akan mungkin untuk mempraktekan analisis faktor
keberhasilan ; (2) analisis enam kunci keberhasilan (strategi, organisasi,
staff, gaya kepemimpinan, sistem informasi, orientasi pelanggan) membutuhkan
pengorganisasian yang lengkap. Hal ini merupakan tantangan bagi masing-masing
pembuat keputusan ; (3) seluruh kontak langsung analisis dilakukan bersama manajer.
1.
1.
3 Penilaian
Penilaian
pada intinya adalah ukuran nilai ekonomis pada suatu periode berdasarkan
tingkat diskonto yang mencerminkan biaya modal. Setiap rencana bisnis yang baik
harus terus menerus menghasilkan “nilai” melebihi biaya modal yang digunakan.
1.
1.
3. 1 Penilaian Kinerja Dengan Model Return On Equity (ROE)
Pada
tahun 1972, David Cole memperkenalkan cara untuk mengevaluasi kinerja melalui
analisis rasio ( Cole, 1972 ). Pada bagian ini akan dijelaskan pemakaian model
ROE untuk menganalisis tingkat profitabilitas perusahaan dan membahas trade—off antara return dan
resiko yang dihadapi perusahaan.
Bila akan dilakukan pengukuran dan
analisis tingkat efisiensi dan profitabilitas perusahaan, perlu diperhatikan
beberapa catatan dalam menghitung rasio, yaitu : pertama, perlu diingat bahwa data neraca stock , dimana masing-masing angka pos-posnya menunjukan keadaaan
pada suatu saat mengenai aktifa, utang, dan modal, sedangkan data pada laporan
laba rugi merupakan data flow selama
periode tertentu. Ketika hendak menghitung rasio yang menggunakan data yang
berasal dari neraca dan laporan laba rugi, data neraca yang seharusnya
digunakan adalah data rata-rata. Sebagai contoh, jika tersedia data neraca
akhir tahun 1988 dan 1999 dan data laporan rugi laba tahun 1999, maka ROE tahun
1999 dihitung dengan membagi pendapatan bersih tahun 1999 dengan 0,5 kali
jumlah modal tahun 1998 dan 1999. Kedua, perhitungan
rasio tanpa ada pembandingan tidak akan memberikan makna yang sempurna bagi
rasio tersebut. Perbandingan rasio dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan
kesimpulan apakah telah terjadi kemajuan atau kemunduran usaha. Pembandingan
yang dimaksud dapat berupa rasio yang sama untuk periode waktu sebelumnya,
rasio yang sama dari perusahaan yang lain, atau rasio rata-rata seluruh
perusahaan yang ada dalam suatu industri. Ketiga,
jika pembandingan yang dipilih berupa perusahaan yang sejenis maka
hendaknya dipilih perusahaan yang sama dalam hal jenis usahanya, jasa yang
diberikan, strategi yang digunakan, maupun ukurannya. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui sejauh mana kemampuan bersaing suatu perusahaan dalam hal kinerja
profitabilitasnya dibanding dengan perusahaan lain.
1. 3. 2 Analisa Profitabilitas
Rasio
yang biasa digunakan untuk mengukur dan membandingkan kinerja profitabilitas
adalah ROE (Return on Equity) dan ROA
(Return on Assets). Dalam pembahasan
mengenai analisis profitabilitas ini sekaligus akan dilakukan dengan cara
menghitung komponen-komponen rasio yang membentuk perhitungan ROE.
ROE = Net Income / Total Equity
ROE
menunjukan kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola modal yang tersedia
untuk mendapatkan net income. Semakin
tinggi return adalah semakin baik
karena berarti dividen yang dibagikan atau ditanamkan kembali sebagai retained earning juga akan semakin
besar.
ROA = Net Income / Total Assets
ROA menunjukan kemampuan manajemen
perusahaan dalam menghasilkan income dari
pengelolaan aset yang dimiliki.
Untuk mendapatkan ROE juga dapat
dilakukan dengan menghubungkan ROA dengan Equity
Multiplier (EM) dengan rumus sebagai berikut :
ROE = Net Income / Average Total
Assets X Average Total Assets / Average Total Equity
= ROA X EM
EM perusahaan membandingkan aset dengan
modal sehingga merupakan ukuran financial
leverage
sekaligus menggambarkan ukuran laba dan resiko.
1.
1.
3. 3 Rasio Pengeluaran dan Pemanfaatan Aset
Pada
dasarnya ROA terdiri atas dua komponen penyusun rasio yaitu income dan expense control (termasuk pajak). Mengingat bahwa Net Income adalah :
NI = Total Revenue (TR) – Total
Operating Expense (EXP) – Taxes
TR
sama dengan penjumlahan dari interest
income, noninterest income, dan securities
gains (losses). EXP adalah penjumlahan dari interst expanse, noninterest expanse, dan provision for loan and lease losses.
Dengan membagi kedua sisi dari persamaan
di atas dengan average total assets, akan
didapatkan komponen-komponen penyusun ROA sebagai berikut :
ROA (NI/TA) = TR/TA – EXP/TA –
Taxes/TA
Dari sini ROA terbagi dalam Assets Utilization (AU), Expense Ratio (ER),
dan Tax Ratio (TAX).
ROA = AU – ER – TAX
Di
mana,
AU
= Total Revenue/Average Total Assets
ER = Total Operating
Expense/Average Total Assets
TAX = Applicable Income
Taxes/Average Total Assets
Semakin
besar AU dan semakin kecil ER dan TAX, maka semakin tinggi ROA.
Mengingat bahwa ROA terdiri dari komponen
Income dan Expense, maka untuk lebih jelasnya akan diuraikan mengenai
masing-masing komponen tersebut.
1.
1.
3. 3. 1 Komponen Rasio Pengeluaran
Komponen-komponen
expense ratio terdiri dari beberapa
rasio sebagai berikut :
Interest
Expense Ratio = Interst Expense(IE)/Average Total Assets(TA)
Noninterest
Expense Ratio = Noninterest Expense(OE) )/Average Total Assets(TA)
Provision
for Loan Loss Ratio = Provision for Loan Loss(PLL) )/Average Total Assets(TA)
Penjumlahan dari ketiga rasio ini akan
menghasilkan Expense Ratio(ER), yang
diformulasikan sebagai :
ER(EXP/Avg.TA) = IE/Avg.TA + OE
Avg.TA + PLL Avg.TA
Semakin kecil rasio ini menunjukan
perusahaan memperoleh keuntungan yang lebih besar. Interst expense dan noninterest expense masing-masing perusahaan
menunjukan jumlah yang berbeda-beda tergantung dari pengaruh tingkat suku
bunga, pengaruh komposisi, dan pengaruh volume.
1.
1.
3. 3. 2 Komponen Pemanfaatan Aset
Assets Utilization (AU)
menunjukan kemampuan perusahaan dalam mencetak income melalui penggunaan aset yang dimiliki. Semakin besar AU
menunjukan kemampuan yang besar dari perusahaan dalam mencetak income.
Total
Revenue(TR), atau total
operating ioncome dapat dipisahkan menjadi tiga komponen :
TR
= Interest Income (II) + Noninterest Income (OI) + Realized Security Gains or
Losses(SG)
Dengan membagi kedua sisi dari persamaan
diatas akan didapatkan :
ROA (NI/TA) = TR/TA – EXP/TA –
Taxes/TA
Persamaan di atas menunjukan beberapa
besar kemampuan perusahaan menghasilkan gross
yeild on assets dari interest income, noninterest oincome, dan realized secirities gains. Rasio ini
menunjukan seberapa besar efektivitas perusahaan dalam menggunakan asetnya.
Semakin tinggi rasio ini maka semakin efektif penggunaan aktiva tersebut.
Assets
Utilization sangat dipengaruhi komposisi aset-asetnya. Untuk mengetahui
komposisi aset dapat dilakukan dengan membandingkan tiap-tiap aset terhadap
total aset.
1.
1.
4 Fleksibilitas
Fleksibilitas
rencana bisnis dapat diuji dengan menginvestigasi kemampuan rencana bisnis
untuk bertahan dalam skenario kondisi yang paling buruk.
1.
2.
PENGUKURAN KINERJA BISINIS
Bila
kita menilai kinerja suatu bisnis, mula-mula harus diperhitungkan konsekuensi
keuangan dan ekonomi dari keputusan manajemen yang mempengaruhi investigasi, operasional, dan
pembiayaan.
1.
2.
1 Analisis Rasio dan Kinerja
Menurut definisi, rasio berhubungan
dengan bebarapa besaran yang saling terkait satu dengan yang lain. Agar rasio
mampu memberikan gambaran yang berguna, maka baik arti maupun batasan dari
rasio yang dipilih harus dipahami terlebih dahulu. Sebelum memulai analisis,
seorang analis terlebih dahulu harus menentukan elemen-elemen berikut ini :
·
Sudut pandang yang akan digunakan
·
Tujuan analis
·
Standar pembanding
Terdapat tiga kelompok yang
berkepentingan dalam berhasil atau tidaknya suatu bisnis, yaitu :
·
Pemilik (investor)
·
Manajer
·
Kreditor
1.
1.
2 Rasio sebagai Sebuah Sistem
Rasio-rasio
yang dibahas dalam bagian ini memiliki beberapa kesamaan elemen karena
diturunkan dari komponen-komponen keuangan yang sama. Dalam kenyataannya,
rasio-rasio ini sering kali saling berhubungan dan dapat dipandang sebagai
suatu sistem.
Dalam analisis internal, banyak
perusahaan yang menerapkan sistem rasio dan standar yang memisahkannya ke dalam
komponen serangkaian keputusan yang mempengaruhi kinerja operasional,
keseluruhan returns, dan harapan
pemegang saham.
1.
3
ANALISIS CAMEL UNTUK PERBANKAN
Dalam melakukan penilaian terhadap
tingkat kesehatan bank, Bank Sentral biasanya menggunakan kriteria CAMELS,
yaitu Capital adequacy, Assets quality,
Manajemen quality, Earnings, Liquidity, Sensitivity to merket risk. Kriteria
yang tersebut terakhir baru dipergunakan di Amerika sejak tanggal 1 Januari
1997. Berbagai lembaga dan analis telah menerapkan metode CAMEL dengan definisi
yang berbeda. Ternyata masing-masing lembaga dan analis tersebut menerapkan
kriteria dan indikator yang berbeda meskipun sama-sama menggunakan metode
CAMEL.
Di Indonesia, CAMEL diperkenalkan sejak
Paket Februari 1991 dikeluarkan oleh pemerintah mengenai sifat kehati-hatian
bank (Bank Indonesia, 1993).
CAMEL pada dasarnya merupakn metode
penilaian kesehatan bank, yang meliputi 5 kriteria :
·
Capital
Adequacy, adalah kecukupan modal yang menunjukan kemampuan
bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank
dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol resiko-resiko yang
timbul yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank.
·
Assets
quality (kualitas aktiva produktif) menunjukan kualitas
aset sehubungan dengan resiko kredit yang dihadapai bank akibat pemberian
kredit dan investasi dana bank pada portofolio yang berbeda. Setiap penanaman
dana bank dalam aktiva produktif dinilai kualistasnya dengan menentukan tingkat
kolektibilitasnya, yaitu apakah Lancar, Kurang lancar, Diragukan atau Macet.
·
Management
quality(kualitas manajemen) menunjukan kemampuan manajemen
bank untuk mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol resiko-resioko
yang timbul melalui kebijakan-kebijakan dan strategi bisnisnya untuk mencapai
target.
·
Earning
(rentabilitas) menunjukan tidak hanya jumlah kuantitas
dan trend earning tetapi juga
faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan dan kualitas earning. Keberhasilan bank didasarkan pada penilaian kuantitatif
terhadap rentabilitas bank yang diukur dengan dua rasio yang berbobot sama.
Rasio tersebut terdiri dari : (1) rasio perbandingan laba dalam 12 bulan
terakhir terhadap volume usaha dalam periode yang sama (Return on Assets atau ROA), dan (2) rasio biaya operasional
terhadap pendapatan operasional dalam periode 12 bulan. Suatu bank dapat
dimasukkan dalam klasifikasi sehat apabila : (1) rasio laba terhadap volume
usaha mencapai sekurang-kurangnya 1,2% ; dan (2) rasio biaya operasional
terhadap pendapatan operasional tidak melebihi 93,5%.
·
Liquidity
(likuiditas) menunjukan ketersediaan dana dan sumber
dana bank pada saat ini dan masa yang akan datang. Pengaturan likuiditas bank
terutaman dimaksudkan agar bank setiap saat dapat memenuhi kewajiban-kewajiban
yang harus dibayar. Berdasarkan Pakfeb 1991, bank wajib memelihara
likuiditasnya yang didasarkan pada dua rasio pada bobot yang sama. Rasio
tersebut adalah : (1) perbandingan jumlah kewajiban bersih callmoney terhadap akitava lancar yaitu kas, Biro pada Bank
Indonesia, Sertifikat Bank Indonesia, dan Surat Berharga Pasar Uang dalam
rupiah yang di endorst, dan (2)
perbandingan antara kredit yang diberikan terhadap dana pihak ketiga, termasuk
pinjaman yang diterima dengan jangka waktu lebih dari tiga bulan. Likuiditas
bank dapat diklasifikasikan sehat apabila : (1) rasio net callmoney terhadap aktiva lancar kurang dari 19%, dan (2) rasio
pinjamana terhadap dana pihak ketiga kurang dari 89,8%.
1.
4
ARAH STRATEGIK DENGAN DMAIC
Buku
ini mengajukan pendekatan sitematis untuk mendefinisikan dan
mengimplementasikan strategi. Metodelogi yang digunakan berupa matrik arah
stategik atau dalam target angka kuantitatif, yang disebut Define, Measure, Analyze, Improve, Control (DMAIC). DMAIC meliputi
tahapan, yaitu :
·
Define
(mendefinisikan)
·
Measure
(mengukur)
·
Analyze
(menganalisis)
·
Improve
(memperbaiki)
·
Control
(mengendalikan)
1.
4.
1 Perbaikan Terus-Menerus dengan Kualitas
Total
Quality Management (TQM) adalah sebuah program peningkatan kualitas uang telah
diimplementasikan dalam dunia bisnis secara global selama kurang lebih dua dekade.
TQM merupakan budaya organisasional dan cara berpikir. TQM dibangun dengan
berfokus pada kepuasan pelanggan ; pada pengukuran yang akurat terhadap
variabel kritis dalam operasi bisnis; dalam kemajuan yang terus menerus suatu
produk, jasa
dan proses; dan dalam hubungan kerja yang berdasarkan kepercayaan dan kerja
tim. Suatu penjelasan mengenai kualitas menyajikan 10 elemen penting untuk
mengimplementasikan TQM :
1) Mendefinisikan
kualitas dan nilai pelanggan (costumer value)
2) Mengembangkan
orientasi pada pelanggan
3) Berfokus
pada proses bisnis perusahaan
4) Mengembangkan
hubungan kerja sama dengan pelanggan dan pemasok
5) Mengambil
pendekatan pencegahan
6) Mengadopsi
perilaku yang bebas kesalahan
7) Melihat
pada fakta
8) Mendukung
setiap manajer dan karyawan agar berpartisipasi
9) Menciptakan
suatu atmosfer untuk menciptakan keterlibatan total
10) Berkerja
keras untuk bisa melakukan perbaikan trus menerus
1.
4.
2 Pendekatan Six-Sigma
Biasanya
disebut juga sebagai “TQM baru”, Six-Sigma merupakan pendekatan yang sangat
teliti dan analitis dalam kualitas dan perbaikan trus menerus dengan tujuan
untuk meningkatkan keuntungan lewat pengurangan kerusakan, peningkatan
pendapatan, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan memiliki kinerja paling baik
di kelasnya.
Pertanyaan yang muncul, adakah perbedaaan antara Six-Sigma dengan TQM ??? yang
membedakan Six-Sigma dengan TQM adalah :
·
Mengenal konsumen dan produk atau jasa
yang ditawarkan dengan sangat baik
·
Menekankan pada ilmu statistik dan
pengaturan
·
Mengembangkan pelatihan yang terstruktur
dan sangat teliti
·
Metodologi yang tepat dan berfokus pada
proyek
·
Menekankan pada Juran’s doctrines, seperti dukungan manajemen puncak dan pendidikan
yang berkelanjutan.
Six-Sigma berdasarkan pada beberapa
konsep kunci, yaitu : (1) Cacat (defect);
(2) Variasi (variation); (3) Kritis
terhadap kualitas (critical – to –
quality – QTC); (4) Kemampuan proses (capability);
(5) Desain untuk Six-Sigma (design for
Six-Sigma, DFSS). Sederhananya, manajemen Six-Sigma mekaitkan perbaikan
kualitas secara langsung dengan hasil-sil finansial. Tujuan Six-Sigma adalah
menghubungkan proses-proses internal dan manajemen sistem dengan tuntutan konsumen. Six-Sigma merupakan
pendekatan ilmiah pada manajemen, yang didasarkan pada data. program Six-Sigma mempromosikan
suatu orientasi yang tidak kenal kompromi dalam seluruh kegiatan bisnis yang
berfokus pada pelanggan.langkah pertama adalah selalu dengan mendapatkan
pemahaman mengenai ekspektasi pelanggan sehingga alat yang tepat bisa digunakan
untuk meningkatkan proses internal maupun eksternal. Program ini tidak dapat
berjalan murah dan cepat, tetapi dibutuhkan sebuah komitmen dari manajemen dan
pelatihan bagi karyawan peruahaan mengenai metodelogi Six-Sigma ini.
Program
Six-Sigma bagi kebanyakan organisasi merupakan ukuran kualitas yang hampir
mendekati kesempurnaan dalam setiap tahap bisnis, termasuk setiap produk,
proses dan transaksi. Six-Sigma bukan suatu program yang biasa. Ini merupakan
hal penting yng harus ditekankan. Six-Sigma bukan teori, melainkan praktik
pengungkapan beberapa proses vital yang paling bermasalah. Program ini
mendefinisikan, mengukur, menganalisis, memperbaiki, dan mengendalikan
proses-proses tersebut untuk mengikat
perbaikan kualitas langsung ke hasil-hasil berupa keuntungan. Six-Sigma
bukan program latihan. Memang, para praktisi dilatih metodelogi untuk
meyakinkan penerapan dan hasil yang tepat. Six-Sigma adalah strategi bisnis
yang membantu perkenmaban kultr pada semua level. Dengan menembus dan meresap
kesetiap departement, grup fungsional, dan semua level manajemen, Six-Sigma
merubah pandangan dan kebiasaan setiap orang dalam organisasi.
1.
4.
3 ISO 9001
ISO
9001 merupakan standar sistem manajemen kualitas, yang diperkenalkan pertama
kali pada tahun 1987. Standar ISO 9001 berfokus pada penciptaaan kepuasan
pelanggan lewat pengukuran yang berkelanjutan, dokumentasi, penilaian, dan
penyesuaian. Standar memperlihatkan syarat bagi sistem manajemen kualitas
dimana sebuah organisasi : (1) perlu memperlihatkan keahliannya dalam
penyediaan produk dan jasa yang mampu memenuhi persyaratan pelanggan; (2)
bertujuan meningkatkan kepuasan pelanggan lewat aplikasi efektif pada sistem,
termasuk di dalamnya proses untuk perbaikan yang berkelanjutan pada sistem dan
kepastian kesesuaian dengan persyaratan yang diajukan pelanggan.
1.
5
BSC (Balanced Scorecard)
Pendekatan
baru dalam pendekatan strategik ini pertama kali dikembangkan dalam dekade
terakhir oleh guru besar dari Sekolah Bisnis Harvard : Robert Kaplan dan David
Norton. Balanced Scorecard (BSC) dilihat sebagai sebuah sistem manajemen (bukan
hanya pada sistem pengukuran) yang memungkinkan perusahaan untuk menjelaskan
strategi, menerjemahkannya ke dalam sebuah aksi, dan menyediakan umpan balik
dalam proses bisnis internal dan hasil eksternal dengan tujuan memperbaiki
kinerja strategik dan hasil.
BAB III
KESIMPULAN
Rencana
bisnis yang efektif harus mendefinisikan secara jelas dimana posisi perusahaan
hari ini dan posisi yang diinginkan pada tiga hingga lima tahun mendatang. Strategi adalah cara pemimpin
bisnis perusahaan merealisasikan filosofinya. Dengan audit strategi, perusahaan
menguji asumsi-asumsi yang dibutuhkan untuk bersaing di dalam pasar. Perusahaan yang sukses
mengkombinasikan dua karakteristik utama strategi, yaitu: (1) sasaran jangka panjang,
dan (2) analisis lingkungan persaingan. Daya tarik
industri adalah yang terpenting. Daya tarik ini sangat berhubungan dengan
struktur dari industri tertentu dan arah kompetisi industri yang telah
beroperasi. Posisi
daya saing perusahaan biasanya dapat diklasifikasikan dalam lima kompetensi
utama dan empat fungsi pendukung,
lima
kompetensi utama adalah logistik inbound,
operasi, logistik outbound, penjualan
dan pemasaran, dan jasa. Empat fungsi pendukung adalah infrastruktur, manajemen
sumber daya manusia, pengembangan teknologi, dan pembelian (purchasing). Kompetensi utama adalah
hal-hal yang secara langsung terlibat dalam proses penciptaan produk dan
pengiriman ke pelanggan. Fungsi pendukung hanya terlibat secara tidak langsung
dalam proses tersebut tetapi tetap berhubungan dalam keseluruhan proses
manajemen.
Dengan
menggabungkan dua analisis – daya tarik industri dan daya saing relatif – kita
dapat memperoleh kerangka dasar untuk analisis strategik, yaitu : Matrik
Kekuatan Bisnis (MKB) . Bila
kita menilai kinerja suatu bisnis, mula-mula harus diperhitungkan konsekuensi
keuangan dan ekonomi dari keputusan manajemen yang mempengaruhi investigasi, operasional, dan
pembiayaan. Rasio
berhubungan dengan bebarapa besaran yang saling terkait satu dengan yang lain.
Agar rasio mampu memberikan gambaran yang berguna, maka baik arti maupun
batasan dari rasio yang dipilih harus dipahami terlebih dahulu.
CAMEL merupakan metode penilaian kesehatan bank yang
meliputi lima kriteria, yaitu:
• Capital Adequacy
• Assets Quality (kualitas aktiva produktif)
• Management Quality (kualitas manajemen)
• Earning (rentabilitas)
• Liquidity
(likuiditas)
Metodelogi
yang digunakan berupa matrik arah stategik atau dalam target angka kuantitatif,
yang disebut Define, Measure, Analyze,
Improve, Control (DMAIC). DMAIC meliputi tahapan, yaitu :
·
Define
(mendefinisikan)
·
Measure
(mengukur)
·
Analyze
(menganalisis)
·
Improve
(memperbaiki)
·
Control
(mengendalikan)
Total
Quality Management (TQM) adalah sebuah program peningkatan kualitas uang telah
diimplementasikan dalam dunia bisnis secara global selama kurang lebih dua
dekade. 10 elemen penting untuk
mengimplementasikan TQM :
1) Mendefinisikan
kualitas dan nilai pelanggan (costumer value)
2) Mengembangkan
orientasi pada pelanggan
3) Berfokus
pada proses bisnis perusahaan
4) Mengembangkan
hubungan kerja sama dengan pelanggan dan pemasok
5) Mengambil
pendekatan pencegahan
6) Mengadopsi
perilaku yang bebas kesalahan
7) Melihat
pada fakta
8) Mendukung
setiap manajer dan karyawan agar berpartisipasi
9) Menciptakan
suatu atmosfer untuk menciptakan keterlibatan total
10) Berkerja
keras untuk bisa melakukan perbaikan trus menerus
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Kuncoro, Mudrajad, Ph.D. Strategi
Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif. Jakarta:
Penerbit Erlangga,
2006.
0 komentar:
Posting Komentar