Rabu, 01 Februari 2012

Makalah Pelaporan dan Pengungkapan


Makalah
Pelaporan dan Pengungkapan
 
Sebagai salah satu tugas Akuntansi Internasional
Dosen Pengampu :



Disusun Oleh:
1.      Riska Pertiwi                   
2.      M. Faironi Niswar
3.      Ali Makhrozin
4.      Suswanto Hadi
5.      Nurjanah
6.      Naily Saida



           
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Nahdlatul Ulama
Jepara
2011
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul : “ PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN “. Makalah  ini dibuat sebagai pemenuhan tugas yang telah diberikan oleh Bapak Drs. Abdul Muid
Kami menyadari walaupun telah terwujudnya makalah ini dengan usaha yang semaksimal mungkin, akan tetapi segala kekurangan dan ketidaksempurnaan selalu masih menjadi milik kami. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan baik secara langsung maupun tidak langsung, baik moril maupun materiil, sehingga dapat terselesaikannya makalah kami ini.
Sebagai penutup kami sadar kalau sebagai manusia biasa tak dapat luput dari sebuah kesalahan, kekeliruan dan kekhilafan. Maka dari itu, sudilah kiranya para pembaca member ma’af  yang sebesar-besarnya. Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


Jepara, 25 Oktober 2011





Tim Penyusun






DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1.                     Latar belakang masalah                      
1.2.                     Ruang lingkup masalah
1.3.                     Perumusan masalah
1.4.                     Tujuan
1.5.                     Kegunaan
1.6.                     Sistematika penulisan
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP





BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Bab ini kita akan menguji hubungan informasi finansial dan non finansial dalam ketetapan internasional. Sebagian besar mengarah pada pengungkapan yang berhubungan dengan pelaporan keuangan bagi pengguna dari pihak luar. Kita berkonsentrasi pada isu-isu tersebut dan tidak akan membahas setiap isu-isu pengungkapan yang digunakan pada laporan keuangan pengguna, penyedia laporan, dan dari segi profesional keuangan.
Kepentingan relatif pada pasar ekuitas dalam perekonomian nasional yang tunbuh dan investor individual menjadi lebih aktif dalam pasar ini.Walaupun praktik pengungkapan sangat beragam dari negara satu dengan negara lainnya namun mereka satu. Akan tetapi, perbedaan yang paling penting diantara negara akan berlanjut dengnan mempengaruhi banyak perusahaan.
Pemerintah mengatur siapa yang menjaga atau meningkatkan kredibilitas pasar modal mereka juga mempengaruhi praktik pengungkapan di seluruh dunia. Bursa saham disimpulkan terus tumbuh dan berhasil mempertahankan penawaran pasar berkualitas tinggi dengan proteksi investor efektif. Maraknya proteksi lebih terhadap investor dan mempertinggi pengungkapan akan terus berjalan seperti halnya bursa saham menghadapi persaingan dari satu sama lain dan dari sistem perdagangan yang kurang teratur.

1.2.Ruang Lingkup Masalah
Makalah ini membahas tentang pengungkapan yang berhubungan dengan pelaporan keuangan bagi pengguna dari pihak luar. 

1.3. Perumusan Masalah
Dengan memahami dari latar belakang dan ruang lingkup di atas maka perumusan masalah dalam makalah ini antara lain:
1.3.1.               Bagaimana perkembangan pengungkapan
1.3.2.               Bagaimana praktik pelaporan dan pengungkapan
1.3.3.               Bagaimana pengungkapan laporan tahunan di Negara – Negara dengan pasar baru muncul
1.3.4.               Apa implikasi bagi pengguna laporan keuangan dan manajer

BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1.  Perkembangan Pengungkapan
                        Standard an praktik pengungkapan dipengaruhi oleh sumber-sumber keuangan, undang-undang, berhubungan dengan politik dan ekonomi, tingkat perkembangan ekonomi, pendidikan, budaya, dan factor-faktor lainnya.
                        Perbedaan pengungkapan nasional sebagian besar didorong oleh perbedaan di pengelolaan dan keuangan perusahaan. Di AS, Inggris Raya, dan Negara Anglo-Amerika lainnya, ekuitas pasar paling berjasa dalam menyediakan keuangan bagi perusahaan dan menjadi sangat maju. Dalam semua pasar ini, kepemilikan cenderung menyebar diantara para pemegang saham, danproteksi investor sangat ditekankan. Investor dari pihak institusi memainkan peran yang berkembang di Negara-negara ini, menuntut pengembalian keuangan danmeningkatakan nilai pemegang saham. Pengungkapan public yang telah majudalam merespon akuntabilitas perusahaan kepada masyarakat luas.
            2.1.1. Pengungkapan Sukarela
                        Manajemen memiliki informasi yang lebih baik daripada pihak luar mengenai performa perusahaan mereka saat ini dan ke depannya. Keuntungan dari pengungkapan tersebut mungkin menyangkut biaya transaksi yang lebih rendah dalam perdagangan sekuritas perdagangan, bunga yang lebih tinggi dari analis keuangan dan infestor , meninggakatkan likuiditas saham dan biaya modal yang lebih rendah.
Tingkat pengungkapan sukarela meningkatkan Negara dengan pasar yang telah maju dan baru muncul. Tetapi diakui banyak pihak bahwa laporan keuangan bias menjadi mekanisme cacat untuk berkomunikasi dengan infestor dari luar ketika insentif menejer tidak sebanding dengan bunga dari semua pemegang saham 
2.1.3.Inflasi
Inflasi merupakan ukuran perubahan harga secara menyerluruh. Tingkat bunga yang berlaku selalu mengacu kepada tingkat inflasio. Bila inflasi meningkat maka tingkat bunga akan meningkat karena tingkat bunga nominal merupakan hasil jumlah inflasi dengan tingkat bunga riil.
2.1.4. Nilai Kurs                                                                                

Salah satu variabel makro yang sering dikelola dan dibuat dalam Undang Undang yaitu nilai kurs. Nilai kurs harus dikelola agar tidak menimbulkan persolan pada inflasi dan perekonomian secara keseluruhan. Nilai kurs dollar ini juga selalu dikaitkan dengan cadangan devisa. Biasanya, kurs dollar suatu negara akan bagus maka nilai cadangan devisanya sangat tinggi.

Pemerintah harus menjaganya dengan memberikan informasi kepada public secepatnya terutama kependuduk Indonesia agar bisa menahan nilai kurs tersebut pada level yang diinginkan. Kebijakan yang menaikkan inflasi tidak perlu diterbikan Pemerintah dalam masa mendatang agar kurs dollar ini tetap stabil.
2.1.5. Harga Minyak
Indonesia sebagai salah satu penghasil minyak mentah menjadikan pendapatan dari minyak mentah sebagai salah satu sumber pendapatan dari APBN. Tetapi, pemerintah mengambil kebijakan untuk memberikan subsidi atas harga minyak untuk dalam negeri yang dipakai masyarakat. Masyarakat yang berkecukupan juga disubsidi Pemerintah dengan membelinya minyak premium untuk keperluan sehari-hari yaitu transportasi mobil pribadi. 

5

2.1.6. Utang Luar Negri
Pemerintah Indonesia selalu menganut adanya defisit anggaran yang didanai dari hutang. Awalnya, ketika Pemerintah Suharto, defisit anggaran tersebut didanai dari pinjaman luar negari baik pinjaman tunai, proyek maupun kerjasama. Sebelum membahas utang Indonesia maka posisi Indonesia dibandinhkan beberapa Negara yang ditunjukkan dibawah ini.

Utang luar negeri yang terus meningkat ini mempunyai persoalan di belakang hari terutama akan meningkat terus bila dikonversikan terhadap Rupiah bila Rupiah terus melemah. Persoalan berikutnya, bagaimana hutang tersebut akan dibayar bila perekonomian tidak terus mengalami peningkatan yang tajam, sementara kebijakan yang diambil selalu menjadi anak manis yang harus terus membayar hutang walaupun kenaikan hutang bukan kesengajaan tetapi situasi yang tidak bisa dikelolan Pemerintah maupun pemberi pinjaman.
Utang luar negeri yang dilakukan dengan sebuah komitmen dan disetujui melalui sebuah kontrak. Ada juga pinjaman luar negeri tersebut tidak ditarik pemerintah yang dikenal undisbursed loan. Adapun undisbursed loan yang sebesar US$ 9,3 miliar pada tahun 2006, meningkat menjadi US$ 9,7 miliar pada tahun 2007, meningkat lagi menjadi US$ 11,6 miliar pada tahun 2008 dan meningkat tajam lagi menjadi US$ 16,4 miliar pada tahun 2009.
Pemerintah sebaiknya memperbaiki hutang luar negeri agar tidak menjadi problema di masa mendatang. Salah satu tindakan yang bisa dilakukan yaitu dengan rekayasa keuangan dimana hutang yang diterima bisa membayar pokok hutang tersebut melalui jaminan hutang tersebut.

2.2.  Prospek Ekonomi Indonesia 2011
Pemahaman terhadap ekonomi 2010 telah diuraikan sebelumnya, dimana angka-angka yang diperoleh bisa tercapai. Pada tahun 2011 pemerintah dan pihak swasta memberikan proyeksi pada tahun 2011 sebagai berikut :
• Economic Growth 6,4%
• Kurs Rupiah Rp. 9.250 per US$
• SBI 3 months 6,5%
• Inflasi 5,3%
• Harga Minyak US$ 80 per barrel
• Lifting Minyak 970 ribu per hari
• Kredit Growth > 20%
• Industri Properti Growth 12% equivalen
• Konsumsi Semen Growth 10%
• Penjualan motor growth 12%
• Penjualan Mobil 800 ribu unit pada 2011
• Pertumbuhan Investasi (PMA/PMDN) diatas 15%

6

Angka pertumbuhan yang dicanangkan pemerintah tidak banyak perubahan dari tahun-tahun sebelumnya.  Dalam  hal harga minyak dan lifting minyak maka pemerintah kelihatan
sedikit mendekati tetapi untuk harga minyak kebanyak meleset. Hanya lifting minyak yang sedikit tepat dua tahun terakhir, dikarenakan faktor luar tidak ada yang mempengaruhi sehingga, angka tersebut tercapai.
Baru-baru ini, pemerintah  membuat kebijakan tentang subsidi BBM dimana semua mobil plat hitam tidak boleh membeli premium dan harus pertamax. Artinya, ada pergeseran
pembelian dan  meningkatkan pembelian. Peningkatan pembelian ini juga merupakan kebijakan pemerintah yang meningkatkan harga terselubung sehingga inflasi akan meningkat di masa mendatang. Akibatnya, kenaikan inflasi membuat pengambil kebijakan harus menaikkan tingkat bunga. Kenaikan tingkat bunga akan memberikan persoalan bagi perekonomian di masa mendatang.
Pemerintah harus bekerja keras lagi untuk meningkatkan perekonomian, pertumbuhan lebih tinggi bisa tercapai bila pemerintah serius memperbaiki ekonomi. Salah satu tindakan yang perlu dilakukan yaitu memperbesar ekspansi dan tidak terlambat. Salah satu contoh realisasi APBN yang selalu terlambat dan bila ini bisa diperbaiki akan menimbulkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari perkiraan. Swasta tingak mungkin melakukan investasi bila pemerintah tidak menjadi leader dalam bidang ini. Mudah-mudah Pemerintah merubah strateginya pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran masyarakat tercapai.
3.1. Resiko & Tantangan Ekonomi di Tahun 2011
Komite Ekonomi Nasional dalam buku Prospek Ekonomi Indonesia 2011 menuturkan ada sejumlah tantangan dan risiko yang perlu diantisipasi Indonesia di tahun depan adalah :
·            Tantangan atas kemungkinan terjadinya gelembung nilai aset (asset bubble) dan inflasi, karena kurangnya daya serap ekonomi nasional terhadap masuknya modal asing, termasuk jangka pendek.
·            Terhentinya arus modal masuk dan bahkan terjadinya penarikan kembali modal masuk dalam jumlah besar.
·            Subsidi energi dan alokasi yang kurang efisisien. Selama ini, subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) masih dinikmati orang mampu (berpenghasilan  tinggi).
·            Resiko inflasi terutama dipicu komponen makanan, pendidikan, dan ekspektasi inflasi.
·            Infrastrukstur dan interkoneksi (transportasi) yang kurang memadai.
Resiko yang berkenaan dengan kondisi politik dan hukum yang terjadi, seperti Resiko perubahan iklim, bencana alam, dan krisis keuangan yang datang secara mendadak.Tantangan  resiko global, seperti pemulihan ekonomi negara maju masih akan lama, sehingga berdampak pada pemulihan ekonomi dan perdagangan dunia.

7

4.1. Hal – hal yang harus diperhatikan pada tahun 2011
                                                                                                        
Menurut Djayendra, beberapa hal yang perlu diperhatikan di tahun 2011 adalah
1.    Pemerintah harus lebih fokus untuk pemerataan dan pembangunan ekonomi domestic
2.    Industri dalam negeri harus lebih dilindungi dan jangan dibiarkan menjadi korban dari industri murah China.
3.    Jangan terlalu terlena dengan angka-angka ekonomi makro, tapi perhatikan sifat dari angka-angka ekonomi makro tersebut.
4.    Manfaatkan momentum positif perekonomian Indonesia di tahun 2011 untuk memperkuat fondasi sektor usaha perkebunan, pertanian, perikanan, dan energi.
5.    Manfaatkan potensi kreatifitas masyarakat Indonesia untuk memperkuat fondasi ekonomi domestik.
6.    Alam Indonesia yang luar biasa indah ini seharusnya mulai dikelola secara profesional untuk menarik lebih banyak wisatawan mancanegara.
















8
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN

Pemulihan ekonomi global berdampak positif terhadap perkembangan sektor eksternal perekonomian Indonesia. Dampak positif yang ditimbulkan pemulihan ekonomi global terhadap perkembangan sektor eksternal perekonomian Indonesia, tidak hanya terjadi pada peningkatangkatan ekpor komoditas pertanian & pertambangan tetapi juga pada ekspor komoditas manufaktur mulai mengalami peningkatan. Perkembangan tersebut mendukung pertumbuhan di sektor industri & sektor perdagangan yang lebih tinggi dari yang diperkirakan.




DAFTAR PUSTAKA
·          www.wikipedia.com
·        Prof. Dr. Adler Haymans Manurung, Evaluasi ekonomi 2010 dan Prospek Ekonomi 2011,

















































































































































                                                                                         

0 komentar:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger